Water Island

Kok berisik banget..!! Kuping gue menjerit mendengar teriakan knalpot Motor Racing dari

kamar tidur gue. Kain wol tebal yang memeluk hangat tubuh gue lempar, trus gue ngesot ke
lantai berjuang menghampiri detak jam alarm di meja belajar yang baru gue beli di hari
minggu kemarin seharga tawar-menawar dengan adu argumen debat public terbuka yang
alot banget bikin emosi naik darah sama Ibu-ibu pedagang di sebuah Pasar yang Indah. Gue
paksa mata gue melek pakai obeng, gue cungkil hingga berdarah merhatiin jarum jam
warna item kecoklat-coklatan, jarum pendeknya terdiem terpaku menunjuk angka dua
motif Romawi. Gue menyingkap korden jendela, Cuma bisa ngeliat bola lampu yang masih
menyirami cahaya terang benderangnya di tengah gelap malam yang hening lengkap
dengan sedikit sentuhan suara jangkrik yang agak membosankan di kuping gue.
Gue berdiri menapakkan kaki, tangan kanan di atas, goyangkan badan, lalu semua teriak
YOO! YOO! YOO!..” ringankan badan, kedua tangan membentang kedepan, mata masih
perih, kemudian memaksa tubuh berjalan kayak Zombie mencari sumber suara Teriakan
Motor yang lagi haus darah.
Gue kembali tidur, gue ngantuk banget. Barusan gue liat Kakak gue lagi ngobrol santai di
kursi yang terbuat dari plastic dengan beberapa temennya. Kopi dan rokok berserakan
menjadi pemandangan yang hijau penuh bunga-bunga penyejuk udara malam di sekitaran
halaman belakang rumah di mata gue. Mereka lagi sibuk menyiapkan mesin.
Pagi-pagi gue mau pergi ke sekolah. Minyak rambut yang sasetan gue ambil dan gue gigit
depan cermin membentuk rambut gaya anak punk. Baju udah gue strikah, begitu juga
dengan dasi sudah melingkar di kerah, gak lupa merapikan gelang di tangan kemudian
cabut meninggalkan kamar. Berjalan menuju ruang kelas, semua siswa lagi bersenantiasa
membentuk barisan Upacara Bendera sesuai kelas masing-masing. Gue taruh tas di meja, di
sana ada yang lagi sibuk ngasi warna bibir manisnya dengan lipstick memegang kaca
segempal di tangan kirinya, gue menatap pipinya sepertinya dia enggak menghiraukan, gue
membalikkan muka lekas keluar meninggalkan, dia terburu-buru ngejar hingga
bebarengan menuju lapangan Basket buat gabung sama temen lainnya berbaris di bawah
matahari pagi yang cerah.
Hallo Genk…” itu kata gue menyapa seorang temen yang seminggu tidak masuk sekolah,
karena kakinya patah abis kecelakaan nganter pacarnya sepulang sekolah. Satunya lagi
yang berdiri tepat di belakang gue, sepertinya pada asyik ngobrolin MotoGP Valentino
Rossi yang berhasil naik podium menyemprotkan Bear ke mukak dayang-dayang pembawa
Piala. Dan gue sudah bisa nebak nanti pasti pidato Kepala Sekolah tentang “Seputar Balap
Liar di Kalangan Pelajar..?” Hoamm..!!

Ada yang lagi khusuk nyimak dan mendengarkan penuh perenungan, ada yang nganggok-
nganggok, ada yang geleng-geleng, kemudian ada yang teriak dan jatuh pingsan kepanasan,
seorang cewek digotong menuju ruang UGD sementara. Tapi gak berubah jadi heboh,
kepala sekolah lagi Pidato mana ada yang berani belagak mengubah suasana Upacara
Bendera, toh juga itu sudah biasa “siswi pingsan” di hari senin.
Seorang Will, siswa SMAN 1 Wanasaba, itu adek kelas gue, lagi duduk di bangku kelas 1,
sekarang. (sebaiknya di deskripsikan)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cafetaria SEMBALUN

Pengantar Bunga